Selasa, 20 Februari 2024

Senja yang tak dirindukan

Dari sudut kota ini, aku mengukir syahdu.
Sunyi tak bertepi.
Sempurnalah.

Ku hitung rintik hujan 
Memuaikan setiap rindu yang terendap
Bolehkah sesosok wajah ku lukis?

Ah. 
Biarpun terlarang
Tetap akan ku lukis 
Engkau 
Cukup duduk dan diam
Berkediplah sesekali

Sekarang 
Kau lihatlah langit
Itulah engkau

Senin, 19 Februari 2024

Sang rumit

Memahamimu laksana memahami kahlil gibran dan rumi.
Itulah engkau. 
Sang ratu yang terpercik kecantik rembulan purnama.
Sang ratu yang sulit dipahami tapi indah dinikmati.

Selasa, 16 Januari 2024

Sepeotong ilham sebelum cahaya

Dari tempat ini
Rasanya satu dua kata tak cukup
Mungkin seribu

Menatap beberapa lampu
Mungkin masih sama 
Mungkin telah berganti
Begitulah hidup
Di tempat sama
Silih berganti cerita

Ku luaskan khayalku 
Bagai semesta tak bertepi
Mencoba memanggil semesta
Mengalunkan bahasa cinta
Mencari jawaban untuk satu tanya

Sejauh mana sunyi mengukir hati?
Semampu apa ku menghitung bintang? 

Itu saja
Nanti akan ribuan tanya
Tunggu saja
Ah 
Selagi lupa tak menghampiri
Biar ku ucap
Semakin jauh ku berlayar
Semakin dalam ku menyelam
Semakin diam ruh ku
Karena semakin ku tak tahu




Selasa, 02 Januari 2024

Dari ujung tersepi kota malang

Sayup sayup kabut meronce malam
Aroma hujan masih jelas di indra penciuman
Sejuk dan sunyi

Ku tatap dari balik kabut
Retrokognisi masa lalu muncul tanpa undangan
Hiruk pikuk nampak jelas
Entah kenapa berbekas
Terlukis oleh tinta kabut

Ku coba pindah ke tempat lain
Tetap sunyi dan berbekas
'Mengapa kau menyimpan kenangan ini'
Tanyaku pada tempat ini

'Semua kami adalah penyimpan memori. Angin mengukir semua engkau di dalam diri kami. Kami adalah takdir tak terhapuskan.' 
Jawab tempat ini.

Aku mulai paham
Ku coba bertapa
Diam dan bergerak
Namun semua hanya semakin jelas
Barangkali 
Beberapa memang harus nampak samar
Untuk mengingatkan bahwa diri dan hati ini pernah terdampar.

Minggu, 15 Oktober 2023

Di sudut pondok ini

Di bawah 1000 bintang,
Ku sujudkan akal ini.
Di bawah 1000 bulan,
Ku tirakatkan hati ini.
Di bawah tatapan Sang Maha Cinta,
Ku diamkan raga ini.
Diam , tenang dan khusyuk.
Dengan mesra ku ucapkan salam cinta.
Ku ukir ayat ayat cinta.
Dari ujung pena sang perindu cinta.

Selasa, 10 Oktober 2023

Di sebuah sudut kota ini

Dingin menyusup rusuk

Secangkir kopi ku teguk 

Melepaskan kaitan dari pelukan hawa dingin


Tegukan pertama cukup menendang

Pikiranku berkelana 

Tak bisa ku kendalikan

Ah. sungguh menyesakkan

Hanyak untuk berkunjung bukan untuk singgah


Seorang anak kecil memanggil

Dia bertanya dengan serius 

Apa yang kau pikirkan 

Ku jawab 'tidak ada'

'Tian, kau adalah pembohong yang gagal'


Rabu, 04 Oktober 2023

Sungguh syahdu

Ah.. ini sudah terlalu lama. Aku lupa untuk bercerita tentang kehidupan kampus. Sudah 6 kali pertemuan dan sudah menjelang UTS juga. Cerita juga baru dimulai kok. 

Sore ini, tepat di tribun ini. Aku duduk di tribun dari sebuah aula lepas. Letak nya persis ditengah tengah 3 gedung pencakar langit. Bayangkan saja , tiap gedung berlantai 9. 

Beberapa mahasiswi berkumpul sambil menyantap hidangan mie pedas khas kota malang. Beberapa kelompok lain juga berkumpul di sebelah nya. Jauh di depan mata,  segerombolan cowok tertawa lepas dan seorang cewek di antara mereka. 

Angin bulan Agustus tetap berhembus. Beberapa bilang kalo ini adalah angin penyambutan Mahasiswa Baru. Awalnya cuacanya dingin kemudian angin kencang akan berhembus tiap hari. 

Aku duduk sendiri. Mencoba membangun ulang rasa rindu 6 tahun lalu. Rindu pada seorang cewek? Tidak kok. Rindu akan jawaban dari teka teki masa depan.

Tepat sebelum aku pulang kampus 6 tahun lalu, aku mendawamkan shalawat di tempat ini. Jauh sebelumnya, aku berkata di hati untuk belajar di tempat ini. Semua  terlihat jelas. 

Ada doa yang akan aku sulam di tempat ini. Percakapan dengan langit yang akan tertulis. Semesta akan menyimpan. 

Seringkali, aku khilaf. Aku berbicara terlalu banyak. Energi ku terasa habis. Waktunya belajar diam. Setidaknya tidak berbuat bodoh lagi. 

"Malang, aku datang. Aku sibuk dan itu pasti . Aku pinjam namamu yah. Cerita lampau ini butuh latar tempat." Ucapku. 

Baiklah. Gitu dulu yah? 

Rabu, 19 Juli 2023

selamat ulang tahun, tian

Semarang Tawang Bank Jateng. Aku intip sebuah kota bertuliskan ini. Waktu di gawaiku menunjukkan pukul 2.37 pagi. Kepulanganku dari Jakarta menuju Bondowoso bersama KA Pandalungan. 
Konon, ini adalah rute terpanjang di pulau jawa sekaligus di Indonesia. Jelas dan tervalidasi, 14 jam 40 menit adalah waktu kereta ini mengarungi rute nya. 

Aku baru ingat jika ini adalah 25 Juni 2023. Usiaku genap 32 tahun. Semoga saja mentalku bisa lebih matang. Semoga saja , aku bisa lebih menatap ke dalam. Semoga saja, aku memahani dan mengenal Allah lebih dalam lagi.

Tiap hal terjadi pastilah bermakna. Apakah ujian , amanah atau pembelajaran. Beasiswa LPDP adalah ujiam, amanah dan pembelajaran. Program Persiapan Keberangkatan adalah cara Allah menampar kesombonganku untuk bersujud. Sehingga, daging hidup ini lebih hidup. 

Bagitu banyak misteri yang belum terpecahkan. Aku harap segera terpecahkan. Diam adalah jawabannya. 

Pandanganku terhadap cinta , cita dan kehidupan berubah drastis di Jakarta. Mereka semua adalah makhluk makhluk terhebat dengan senjata terbaik yang mampu merubah pikiranku dengan cepat. Hidup ini adalah perjalanan. Hidup ini adalah tumbuh dan berkembang. Merubah nalar semu menjadi sesuatu yang nyata dan bergerak. Merobohkan kedangkalan berfikirku dan puas hati. 

"Tian, bergeraklah terus. Kerjakan apa yang bisa dikerjakan."ucap Perempuan itu.
"Menulislah dan membacalah. Kau tahu dan kau sadar potensi semesta ceritamu. Biarkan dunia melihat Tian sebagai rangkaian kata dengan sejuta makna. Biarkan dunia kata mewakili alam pikir dan alam hatimu. " ucap laki laki itu. 

Terima kasih, Allah. Hadiahmu tahun ini begitu banyak. Keluarga di rumah, keluarga LPDP, Bulan , Dek Bay , dan Malang. Aku janji. Pena dan buku catatan ini akan terus ku isi. Aku akan tulis berbagai kisah dari sudut sudut Bumi ini. Tidak ada lagi Tian yang diam. Tian adalah petualang. Berlayar menggapai mimpi, berlabuh mengabdi untuk negeri. 

Selamat ulang tahun, Tian. 

Kamis, 22 Juni 2023

kontemplasi diantara riuh

Barangkali 
Ini bagian tersulit
Perjalanan memahami diri
Diriku adalah semesta penuh tanya
Distraksi luar kadang menyesakkan
Tak jarang membutakan

Aku melihat sang raja filsafat menatap kuat
Sang putri dari kerajaan timur dengan ketegasan
Pencipta lagu dengan riuh pikiran untuk menciptakan semesta melodi

Bawah sadarku terhentak
Semesta kata terasa membrontak
Sekalipun riuh 
Aku mencoba mendengar 
Diam, baca dan tuliskan
Semua diamku adalah cerita
Janjiku 
Semesta kata akan terlukis

Selasa, 20 Juni 2023

Lucunya dirimu

Ah ini 
Bukan tentang aku mengagumi mu
Sungguh bukan 
Mataku saja sudah lelah menatap layar
Merah dan berair

Aku hanya menjawab pertanyaanmu
Kau tertawa 
Kau bertanya
Sungguh?

Kau terlalu bahagia
Seseorang di sampingmu sedang melihatmu
Itu bukan aku 
Tenang saja

Berbahagialah
Engkau terlahir kembali
Dari dunia diam mu yang menjemukan
Menuju dunia pelangi 

Harapanku
Kau sadar

Semoga kelak kita bertemu 
Aku dengan bulan
Kau dengannya

Minggu, 18 Juni 2023

sejenak di jakarta

Kita mungkin tak saling mengenal
Bahkan ketika waktu ku padatkan
Kita tak kan cukup berucap
Bolehlah aku berbasa basi
Mendengar ceritamu 

Di antara samudra ilmu
Aku percaya 
Satu atau beberapa cinta mulai tumbuh
Biarlah
Aku masih memiliki ratusan pena dan kertas
Kan ku tulis kisah kalian
Aku janji
Ku harap 
Satu atau dua tahun lagi
Kalian akan berpasang
Itu saja

Senja yang tak dirindukan

Dari sudut kota ini, aku mengukir syahdu. Sunyi tak bertepi. Sempurnalah. Ku hitung rintik hujan  Memuaikan setiap rindu yang te...