Kamis, 25 November 2021

Menanti Shubuh di Ujung Malam

Malam ini, aku benar-benar tidak bisa tidur. Ada rasa khawatir, grogi, bingung dan bahagia. Besok adalah waktu yang ditentukan untuk pertemuan dua keluarga. Keluargaku dan keluarga calon istriku. Kami sudah sepakat bahwa pertemuan akan dilaksanakan pagi di hari Sabtu, 27 November 2021.

Kemarin malam, aku kehilangan rasa kantukku setelah aku bekerja seharian. Aku mencoba mengulang segala kegilaan yang ada. Tentu kegilaan itu berisi segala kebodohan dan kekhilafan yang mungkin aku baru sadar saat ini.

Tentu, rasa syukur menjadi bagian awal semua ini karena Allah masih mengijinkan aku untuk jatuh cinta. Esok adalah jawaban doa dan ikhtiar ku selama setahun. Esok adalah hasil bujukanku dan rayuanku kepada Allah.

Begitu banyak orang yang datang silih berganti mulai aku belajar di tingkat SMP, SMA, hingga kuliah di Jember dan Malang. Ribuan purnama telah ku lalui dengan rasa tolol dan kebodohan. Dulu, aku sering menyesal melihat segala kebodohan tindakanku. Sifat kekanak-kanakan yang menghiasi masa sekolahku, ketidakmampuan berdiri di atas kaki sendiri, wawasan yang sempit, dan rasa takut yang menghiasi alam pikiranku. 

Sudah waktunya semua buku itu ditutup. Sudah waktunya aku lebih sering menertawakan diri yang dulu. Ada seorang perempuan yang aku harus jaga hatinya. 

Adzan shubuh sudah kurang beberapa menit. Aku harus menutup tulisan kali ini.

"Welcome to my life , Bulan. Let me be your best man."

Senja yang tak dirindukan

Dari sudut kota ini, aku mengukir syahdu. Sunyi tak bertepi. Sempurnalah. Ku hitung rintik hujan  Memuaikan setiap rindu yang te...