Selasa, 28 Juni 2022

Kontemplasi di hening malam

Dan begitulah malam,
Merayap perlahan
Tapi pasti akan hadir

Hening
Sayup-sayup
Hanya terdistorsi oleh suara jangkrik
Mengerik
Mengigat Tuhan dalam gelap
Bagaimana dengan manusia?

Tetaplah ada
Makhluk berhati yang rela membagi malam
Berpuisi dalam bisik
Menyadari batas sebagai makhluk
Pasrah yang berwujud diam

Mulutnya bisu
Hatinya berbisik mesra
"Ya Allah, tolong"

Pertemuan Kecil Kami

   Kami melakukan acara kecil-kecilan ini lagi. Kami yang jarang bertemu selama setahun serasa mendapat hal yang hilang sejak putih abu-abu pensiun. Wajah tidak ada yang berubah. Tetap seperti itu. Tawa tetap seperti itu. Yang beda mungkin hanya status, berat badan, trus kesibukan. Aku yang seperti biasa terdiam bersama kembaranku yang sebenarnya tidak kembar sekarang mulai bisa tersenyum. Kebiasaan kami tidak berubah. 
   Bahagia rasanya saat bisa bertemu mereka. Kawan seperjuangan di Putih abu-abu. Banyak sekali kenangan indah yang tak bisa terlupukan. Mulai dari Pe-Er yang harus dikerjakan pagi-pagi dan nyontek lagi. Memori loncat pagar dan dimarahi guru( yang ini aku gak ikut-ikut, hanya atlit andalan yang sering melakukannya). Kami tertawa bersama. Owh bahagia rasanya. Aku yang bingung yah hanya bisa tersenyum dan memperhatikan wajah teman-teman.

Sang Langit

inikah cerita yang harus lakukan
ada ketidakpastian diantara kepastian
apakah ini sebuah bayangan semu yang tak bernyawa
atau hal yang harus aku lakukan dengan senyuman
itulah hidup yang aneh

sesaat ku tatap langit
dan  bertanya
mengapa kehidupan ini seperti panggung
yang dalam kenyataannya , ini berbeda
aku temukan jawaban dari kehidupan
aku pastikan semua yang cerita yang tidak pasti
tapi ada saja cerita yang tetap membuat raga ini mencari jawaban
that's life

Sang Langit
keluhanku ini mungkin hanya pertanda bahwa aku hanya manusia biasa
yang ingin membuat hidup ku luar biasa
tapi ada kegundahan hati yang selalu menggangu
aku tanya pada sekitar , tapi hanya ketidakpastian diantara kenyataan
biarkan aku meletakkan kepala ini ke bumi di tiap malam aku terjaga
aku ingin ceritakan semua tentang hidupku
dan Engkau, pasti yang memiliki kewajiban
dan di depan-Mu , aku tanyakan jawaban semua pertanyaan ini semua
jagalah aku dalam pencarian jawaban ini
aku ingin yang terbaik di semua sisi kehidupan ku ini
dan jika aku harus menangis, ijinkanlah aku mengangis di hadapanMu
agar tak pernah ada gundah lagi
amin.

Aku dan Metamorfosis Kupu-Kupu

Suatu pagi, aku berjalan-jalan mencari tempat hijau untuk kedamaian hati. Setelah lelah berjalan, aku duduk sejenak. Saat itu, aku melihat sebuah kupu-kupu yang terbang menghampiri tempat aku duduk. Saat itu, aku teringat akan alur hidup kupu-kupu yang unik dan aku mengumpamakan hidupku ini seperti kupu-kupu.

Saat masih menjadi telur, kupu-kupu hanya bisa terdiam. Seperti itulah aku. Dulu, aku seperti itu. Aku hanya berfikir hanya terdiam di satu tempat dan aku pun mencari di tempat itu pula. Aku merasa hidup ini membosankan.
Setelah itu, kupu-kupu akan menjadi ulat. Ulat yang terkadang membuat manusia menjadi geli atau bahkan mengganggu, tapi terkadang juga bisa berguna kok. Dia memakan daun-daun yang jatuh. Seperti itulah aku . Kadang aku bisa berguna bagi orang lain tapi kadang mengganggu..hehehehe.Aku banyak melakukan kesalahan. Bahkan , hal yang terkadang menurutku benar,ternyata salah. Aku sering membuat jengkel orang. Tapi aku bisa membantu orang lho........

Kini ulat tersebut menjadi kepompong, ulat itu terdiam di dalam tempat yang ia buat sendiri. Jika itu aku, maka di sanalah aku merenung. Aku merefleksikan diri ini.Tentu saja aku mencari ketenangan batin.

Fase yang terakhir adalah kupu-kupu. Aku belum sepenuhnya menjadi fase ini. Kupu-kupu yang selalu bisa terbang ke mana pun. Keindahannya selalu bisa dinikmati oleh banyak orang. Aku adalah lelaki yang perlu  belajar sepanjang waktu. Aku pasti bisa menjadi seperti kupu-kupu. Di manapun aku berada , aku bisa membuat orang tersenyum menatap dunia.

Sajak misteri

Aku mencoba menyulam rindu yang telah mati.
Sungguh berat menyayat hati.
Aku mencoba menyelam ke dalam hati. 
Lagi dan lagi, aku mencoba bangun dari seribu mimpi.
Aku lukis hari hari dengan senyum mentari.
Untuk membangkitkan cinta yang mati suri.
Demi hati seorang ibu peri.

Aku datang bukan untuk pergi
Aku datang untuk mencintai
Bersama sama kita melukis pelangi
Kita berdua menaungi
Sebuah cinta berbalut misteri
Untuk mengubah aku menjadi kami

Senja yang tak dirindukan

Dari sudut kota ini, aku mengukir syahdu. Sunyi tak bertepi. Sempurnalah. Ku hitung rintik hujan  Memuaikan setiap rindu yang te...