Minggu, 18 Desember 2022

aku bodoh

Sore ini
Aku kembali mendapatkan hidayah
Mulut mengucap 'hmm gitu'
Yah aku mengerti satu hal
Ah. 
Bagaimana cara mengucapkannya?

Bolehlah
Aku menatap langit
Ternyata memang biru
Jika sedang sedih, dia menjadi kelabu
Kalau sedang marah, ia berteriak 
Duar... petir menyambar 

Jadi begini
Pak tua itu benar lagi
Cahaya itu harusnya masuk sejak lama
Ke semua makhluk
Dipaksakan masuk jika perlu
Agar hati bisa melihat semesta dengan cinta

Aku sekarang paham
Pak tua itu pintar memberi teka teki
Aku yakin teka tekinya masih banyak
Aku bodoh
Sombongku telah berkarat
Aku tahu 
Iyah tahu
Otakku berasap jika dipakai merenungkan semesta

Hahaha
Akhirnya aku paham kalimat itu
Bodohnya aku


Sabtu, 19 November 2022

Di tengah riuhnya warung mie

Benar
Aku melihat dari pojokan warung mie
Beribu pasangan
Beribu makhluk dengan pikiran terliarnya

Lelaki dengan headset mungil
Lelaki dengan permainan di gawai
Perempuan dengan rokok eletriknya
Perempuan dengan tatapan mesra ke pasangannya

Ada yang bercengkrama
Ada yang tertawa lepas
Ada yang berbicara serius

Ah.. 
Kan benar
Aku pernah melihat ini semua
Dulu sekali
Saat khayalan menyulam mimpi
Memabukkan hati dan pikiran
Hingga lupa tentang lalu, hari ini dan esok

Senang melihat ini semua
Ratusan kisah tercurah 
Ribuan novel akan tertulis
Ribuan puisi akan terucap
Ribuan pantun akan terlempar
Ribuan gombalan akan meluncur
Ribuan lagu akan ternyanyikan

Aku di sini 
Bersama pena dan buku
Dan kau di hatiku
Nanti kita ke sini
Bersama
Aku menulis
Kau temani saja dengan senyuman
Itu saja







Rabu, 26 Oktober 2022

Senja Bersama Bulan

Ah.
Begini saja, aku telah harsa.
Secangkir susu coklat panas.
Laraku hilang.
Tanpa masygul.
Titik. Tanpa Koma.

Engkau yang di sana.
Aku di sini.
Kita berjumpa via suara.
Itu kata lagu favoritku.

Senja ini sungguh nakal.
Aku diam sendiri.
Menyesap susu coklat panas.
Eh, senja datang membawa kabar.
Angin yang bertulang begitu lihai.
Mendekap erat.
Membuatku mengingat Bulan.
Hatiku pun menjadi renjana.

Aku tengok langit
Berharap bisa melihat Bulan.
Kan, senja nakal.
Langitnya mendung.
Bulannya dikekang awan gelap.

Satu , dua, tiga...
Langit mendung ku tiup.
Wus...
Sekarang aku bisa melihat Bulan.
Senyumnya tipis.

Lalu, ku kenakan sayapku.
Aku terbang ke atas.
Ku berbisik di telinga Bulan.
"Bulan, ku dekap engkau. Temani aku menikmati senja setiap hari. Love you."

Sabtu, 15 Oktober 2022

Senja

Menikmati senja di teras rumah
Mencumbu angin yang merayu
Ah... aku tergoda

Ku tatap langit sore 
Mungkin ia marah 
Lama tak ku sapa

Hey,
Langit aku di sini 
Untukmu
Mengapa kau sendu
Padahal aku rindu

Ke sinilah
Aku siap memelukmu
Dengan rindu 
Tanpa pilu 
Agar ku mampu
Menulis sajak rindu

Selasa, 20 September 2022

si kerudung putih

Nampaknya dia lupa tersenyum
Dia menikmati cemberut
Diam 
Mulutnya sedikit mencucu
Matanya menampakkan kebosanan
Tangan menopang wajah

Tiba tiba 
Dia protes
Berteriak
Melawan bosan di benaknya
"Pak ujian Bahasa Inggrisnya apa aja?"
Ucap si kerudung putih

"Pak . Pulang."
Teriaknya lagi.
Akhirnya dia pulang
Senyumnya menyingsing di wajahnya

Sabtu, 10 September 2022

Menyapa mu di sudut rindu

Tertiup angin ke ujung daun
Bergoyang melambai bak penari 
Gemulai
Mesra

Sepiring ketan 
Bertabur serbuk kacang hijau
Berpacaran di meja bersama secangkir kopi
Ah, kalian sungguh tak sopan
Aku kan jadi ingat

Tatapku tertahan
Tidak kah kau lupa?
Ini lah dejavu
Memori kita
Aku dan engkau

Kau memelukku 
Dingin dan membasahi

Ah, aku ingat .
Aku pernah menari bersamamu

Begitulah yang ingin ku sampaikan
Kau tak boleh nakal
Pergi pun jangan

Biar aku bisa menyapamu di sudut rindu

Rabu, 07 September 2022

Seni berbicara pada hening

Aku tak bisa beraksara
Jika berbicara pada semesta

Tentang harta , tahta dan cinta
Selalu membuat tanya

Aku hampir lupa
Aku masih punya Sang Pencipta

Aku percaya
Fana dan nyata adalah makna
Makna menemukan 
Dari mana, mengapa dan ke mana


Rabu, 17 Agustus 2022

16 Agustus

Aku paham betul
Betapa panasnya waktu itu
Golongan Tua dan Golongan Muda
Kita mungkin berbeda pendapat
Tapi hati kita satu
Indonesia

Tamu kita sudah gugur 
Mereka hangus tak berbekas
Bummmm
Lantah semua 

Semalam 
Kita tak memejamkan mata
Merangkum ilham semesta
Demi untaian kalimat sakti
Merdeka
Singkat
Saksama

Kini
Kita telah merdeka
Bendera telah berkibar
Lagu telah berkumandang
Jiwa telah bebas

Benarkah?


Rabu, 03 Agustus 2022

Teruntuk Diriku

Teruntuk diriku
Ku tahu ini tak mudah
Mengukir kata demi kata 
Mengisi dinding 
Meninggalkan kekosongan

Teruntuk diriku
Hidup memang terlihat seperti komedi
Mereka tertawa haha hihi hoho
Kau pun juga bisa

Teruntuk diriku
Sebenarnya hidup adalah perjalanan
Perjalanan sunyi menuju ke dalam
Menemukan hakikat hidup
Menemukan fadilah hidup

Teruntuk diriku
Kau adalah yang terpilih diantara berjuta pilihan
Tuhan tak pernah salah pilih

Teruntuk diriku
Kau pasti bisa 
Jika kau lelah, istirahatlah
Jika kau bingung, bertanyalah

Teruntuk diriku
Ada rindu yang selalu menunggu
Jadi, semangatlah

Selasa, 26 Juli 2022

Dua Cincin

Kita akan buat langit bergetar
Manusia menatap 
Untuk sebuah janji

Dua cincin ini adalah saksi
Aku lelakimu
Kau wanitaku

Kita arungi lautan kehidupan
Entah ke mana akan pergi
Bahkan ribuan rasi bintang 
Tak akan bisa memandu kita
Perjalanan ini adalah misteri
Kuncinya adalah kita 
Dan Engkau

Kuatkan hati 
Badai bisa datang menerkam
Tapi tenanglah
Kita bertiga
Bukan berdua
Aku , kamu dan Engkau

Ini janjiku
Aku terima 
Nikah 
Kawinnya
Dari semua tentang dirimu
Dengan saksi dua cincin, mereka dan semesta





Kamis, 14 Juli 2022

Duduk Sajalah

Merayap dengan penuh tanya
Menjalin setiap benci menjadi sebuah makhluk
Memanggil  dengan semua tanya

Teruslah berbicara seoalah kau Tuhan
Hingga kau lupa bertanya 

Tenang
Akan ada lembaran baru setelah ini
Duduk sajalah
Biar aku menjadi rajawali
Bukan seekor burung dara
Itulah sumpah kita

Aku mendengar lagu 
Bertanya pada langit tak mendengar
Mungkin itulah aku
Langit tak mendengar
Coba bertanya pada manusia
Hanya bisa bicara 
Tak beri jawaban

Sayapku sudah siap
Memecah langit
Mengalah kecepatan suara
Melesat jauh


A GIFT FROM THE DIVINE LOVE

A bright morning I stroll leisurely through the campus lanes The cool air seeps into my ribs Memories begin to misbehave, Emerging from the ...